Sayangnya, Risky mencatat banyak daerah yang belum memanfaatkan peluang ini secara maksimal. “Ada potensi besar untuk membiayai kampanye anti-rokok yang kreatif dan masif, terutama untuk anak muda. Namun, lemahnya perencanaan dan minimnya koordinasi antar sektor membuat dana ini belum optimal,” jelasnya.
Diskusi lintas sektor dihadiri unsur pemerintah pusat, daerah, organisasi masyarakat sipil, akademisi, media, serta komunitas muda ini menyepakati pentingnya: memperkuat regulasi daerah berbasis PP 28/2024, menggalakkan implementasi KTR berbasis data, serta mengoptimalkan pemanfaatan DBH CHT untuk kampanye pengendalian rokok yang inovatif dan berdampak luas. (Joesvicar Iqbal)