Untuk mengatasi persoalan ini, pemerintah kecamatan bersama Pemkab Kutai Kartanegara mulai menggalakkan program pelatihan dan pendampingan bagi pemuda di desa-desa pertanian. Namun, minat mereka masih sangat rendah.
“Kami pernah mengadakan pelatihan di Desa Bangunrejo, awalnya ada 10 peserta, tapi hanya satu yang bertahan sampai akhir. Ini menunjukkan bahwa tantangan regenerasi petani benar-benar serius,” tambah Tego.
Menurutnya, perlu ada perubahan pola pikir di kalangan anak muda bahwa pertanian bukan sekadar pekerjaan kasar, melainkan sektor yang menjanjikan jika dikelola dengan baik.
Program seperti “Petani Itu Hebat” yang digagas Pemkab Kukar bertujuan untuk membangun kesadaran ini melalui pelatihan serta bantuan permodalan bagi petani muda.
“Harapannya, dengan inovasi dan dukungan pemerintah, sektor pertanian bisa kembali menarik minat generasi muda. Jika tidak, dalam beberapa tahun ke depan kita bisa menghadapi krisis regenerasi petani yang berimbas pada produksi pangan daerah,” tutupnya.(*)