“Jadi kita ubah bukan sejarah kita dijajahnya tapi perlawanannya yang harus kita tonjolkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dikatakan Fadli, penulisan ulang sejarah ini dilakukan karena banyak orang yang tidak mengerti sejarah Indonesia.
Dia ungkapkan, Presiden RI pertama Soekarno telah menyampaikan untuk jangan melupakan sejarah atau kerap disingkat Jas Merah.
“Jadi kita harus gencarkan sejarah. Dari mulai era prasejarah, proto sejarah sampai sejarah modern itu harus kita ini,” tukas Fadli.
“Kenapa sih, justru yang perlu ditanya kenapa takut dengan sejarah? Sejarah itu adalah bagian dari masa lalu kita. Kalau kita ingin tahu hari ini kita harus melihat masa lalu,” sambungnya.
Lalu dia menyebut orang-orang yang tidak tahu dan lupa sejarah akan lupa dengan jati diri mereka dan identitas mereka sebagai bangsa Indonesia.
Pun demikian, Fadli menambahkan, penulisan ulang sejarah ini ditargetkan rampung sebelum 17 Agustus 2025 ketika usia kemerdekaan Indonesia menginjak 80 tahun. (Joesvicar Iqbal)