IPOL.ID – Isu politik identitas masih menjadi yang utama dalam pertemuan NU dan Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) berpesan capres untuk menghindari politik identitas di Pilpres 2024.
Termasuk, menggunakan identitas NU untuk mendongkrak elektabilitas. “Kita tidak mau ada politik berdasarkan identitas Islam, bahkan kita tidak mau ada politik berdasarkan identitas NU. Jadi kami tidak mau ada kompetitor pilih orang NU,” ujar Gus Yahya diamini Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (25/4).
Gus Yahya mengungkapkan, dalam pandangan PBNU politik identitas adalah politik yang hanya menyandarkan penggalangan dukungan berdasarkan identitas primordial saja. Politik identitas membuat pasangan capres-cawapres hanya menggunakan identitas primordial untuk memenangi kontestasi, tanpa menawarkan program-program rasional dan hal-hal lebih visioner.
“Kami memandang politik identitas ini berbahaya bagi masyarakat secara keseluruhan karena itu akan mendorong perpecahan di masyarakat,” tandas Gus Yahya.