IPOL.ID – Sampai saat ini, para pelaku dan pendukung LGBT menyusun gerakan yang cukup masif agar dapat diterima masyarakat secara luas dan negara.
Terakhir dikabarkan mereka berencana untuk menyelenggarakan Asean Queer Advocacy Week di Jakarta pada Juli 2023 ini sebagai forum bertemunya aktivis LGBT se-ASEAN untuk memperjuangkan agar kebijakan negara-negara di ASEAN mendukung perilaku mereka. Meski menurut informasi terakhir, acara tersebut batal digelar.
Ketua Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia, Siti Ma’rifah, mengingatkan lima dampak berbahaya dari perilaku LGBT.
Pertama, dampak kesehatan. Penelitian mengungkapkan bahwa pelaku LGBT yang melakukan hubungan sejenis, berisiko terkena penyakit kelamin menular. Lebih dari 70 persen pasangan homoseksual sangat rentan terkena penyakit kelamin menular.
Karenanya perilaku LGBT dari sisi kesehatan tidak dapat dibenarkan, perilaku ini akan memicu meningkatnya angka penyakit di tengah-tengah masyarakat.
Kedua, dampak sosial. Kiranya dampak sosial sebagai akibat perilaku LGBT cukup mengerikan. Terungkap bahwa seorang gay memiliki pasangan antara 20-106 orang per tahun. Bandingkan dengan seseorang yang mempunyai pasangan zina yang “hanya” 8 orang seumur hidup.