IPOL.ID – Menjelang Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili, kenaikan harga beras yang terjadi sejak akhir bulan Januari 2024 hingga hari ini Selasa (6/2), dikeluhkan para pedagang Warung Tegal (Warteg).
Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni mengatakan, akibat kenaikan harga (beras-red) ini para pedagang harus mengeluarkan modal lebih banyak tanpa bisa menaikkan harga menu.
“Warteg sebagai bisnis kecil akan merasakan dampak dari kenaikan harga beras ini dalam hal biaya produksi,” ungkap Mukroni saat dikonfirmasi awak media di Jakarta Timur, Selasa (6/2).
Bukan tanpa sebab beras jenis medium ukuran 50 kilogram saja kini di pasaran sudah mencapai Rp700 ribu, atau sekitar Rp14 ribu per kilogram sehingga memberatkan pedagang.
Harga beras medium ini jauh di atas HET zona 1 yang ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023, yakni Rp10.900 per kilogram.
“Warteg berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi kenaikan harga ini, karena hal itu dapat mempengaruhi daya beli masyarakat,” katanya.
Mukroni mengungkapkan, pedagang khawatir bila menaikkan harga menu maka pelanggan justru dikhawatirkan menghilang karena lebih memilih makan di rumah untuk menghemat pengeluaran.
Satu-satunya langkah yang dapat dilakukan pedagang Warteg untuk mencegah kenaikan harga menu ini hanya berupaya menekan biaya produksi bahan baku lainnya semaksimal mungkin.
“Kami akan berusaha untuk tetap menawarkan makanan dengan harga yang wajar dan terjangkau, dengan mengoptimalkan penggunaan bahan baku lain yang masih terjangkau,” pungkasnya. (Joesvicar Iqbal)