IPOL.ID – Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan sistem dan mesin yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Pemanfaatan AI dalam bidang medis salah satunya untuk riset suatu penyakit.
Kepala Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber (PRKAKS) BRIN, Anto Satriyo Nugroho membagikan pengalamannya dalam pemanfaatan AI untuk riset malaria sebagai analisa data citra mikroskopis.
“Dengan memakai apusan tipis darah pasien malaria yang berada pada citra mikroskopis kemudian itu diamati dengan mikroskop untuk menemukan plasmodia dalam sel darah tersebut,” paparnya pada pembukaan acara webinar PRKAKS, mengutip Jumat (21/6/2024).
Lebih lanjut, Anto menyampaikan tantangan dalam riset menganalisa data citra mikroskopis. Di antaranya adalah kualitas citra data dari lapangan tidak bagus serta keterbatasan jumlahnya yang disebabkan peran dari dokter atau calon pemakai yang terlibat dalam riset dan penulisan juga terbatas.
Selain itu, AI bisa dipergunakan untuk bidang medis lainnya dalam mendeteksi kanker. Hal tersebut diungkapkan Dosen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor, Toto Haryanto. Ia menambahkan, melalui AI pemanfaatan data dapat digunakan untuk generalisasi suatu model. Data yang dimiliki ini akan sangat membantu membuat model-model untuk melakukan diagnosis terhadap suatu penyakit.
‘’Pendekatannya adalah citra. Di mana citra ini tidak akan lepas pada ekstraksi informasi berdasarkan warna, bentuk dan tekstur pada objek citra. Ini penting sebagai dasar untuk membedakan varietasnya,’’ ujar Toto.
Selanjutnya, dengan berbasis Citra Histopatologi bisa dilakukan identifikasi jaringan tubuh pasien yang diduga kanker. Melalui proses biopsi dengan gold standard, identifikasi kanker dengan citra dilakukan pewarnaan Hematoxylin and Eosin.
Sementara itu, metode deep learning untuk mengkategorikan gambar atau video dilakukan oleh Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Vaksin dan Obat-BRIN, Danang Waluyo dalam riset keragaman mikroba dan Perekayasa Ahli Pertama PRKAKS-BRIN, M Rodhi Supriyadi dalam penelitian Klasifikasi Citra Kapang Menggunakan InceptionV3. “Keragaman mikroba adalah kunci penemuan obat dari sumber daya mikroba,” sebut Danang.
Danang menegaskan bahwa keberhasilan penemuan senyawa aktif yang menjanjikan dari mikroba meliputi ahli mikrobiologi, ahli biokimia, ahli kimia, ahli bahan alam harus bekerja sama secara sinergis dan erat.
Senada, Rodhi menuturkan bahwa Kapang Genus Cladosporium, diketahui memiliki potensi serba guna karena dapat menghasilkan senyawa seperti antikanker, antimikroba, dan antivirus. “Jenis machine learning yang menggunakan neural networks berisi banyak lapisan tersembunyi dengan kapasitas untuk secara otomatis mengambil representasi data atau properti dan kapasitasnya untuk transfer pembelajaran,’’ pungkas Rodhi. (ahmad)