IPOL.ID-Konsep pembangunan rumah susun di Jakarta perlu dilakukan pembenahan. Sebab, saat ini program rusun yang idealnya menjadi penopang masyarakat bawah, justru banyak diselewengkan sehingga rusun banyak yang dipergunakan justru bagi masyarakat yang masuk dalam kategori mampu.
Hal itu disampaikan Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengingat Jakarta sebagai kota global.
“Pembangunan rusun itu baik. Tetapi konsep 30 tahun yang lalu, 25 tahun yang lalu, rusun itu untuk membangun masyarakat supaya ekonominya tumbuh,” kata Heru di Jakarta, Selasa (8/10/2024).
Karena itu, kata Heru Budi dalam kurun waktu yang panjang rusun di Jakarta mendapatkan subsidi dari berbagai sektor. “Masyarakat masuk, setelah ekonominya meningkat maka harusnya beliau-beliau itu bisa mencari tempat tinggalnya sendiri, berganti lagi (penghuni rusunnya),” katanya.
Sayangnya, lanjut Heru Budi saat ini masyarakat yang sudah mampu terus berada di situ. Karena itu, Heru berpesan agar Kepala Dinas Perumahan memikirkan hal tersebut.
Pada 20 tahun yang lalu Jakarta menggunakan konsep seperti itu. Hasilnya, lanjut Heru Budi masyarakat yang tidak mampu ditopang listrik murah, air murah serta bansos sehingga bisa menabung.
“Anak-anaknya nanti bisa besar sekolah, bisa mendapatkan rumah sendiri yang layak huni,” kata Heru.
Tapi yang sekarang terjadi, rumah susun itu sampai seumur hidup. Karena itu, Heru selama dua tahun terakhir melakukan perubahan.
“Jadi warga, misalnya, di satu kampung ada 10 sampai 20 KK, mereka bersepakat untuk memberikan bersama-sama lahannya untuk menaikkan bangunan hanya 4 sampai 5 lantai,” katanya.
Berikutnya, kata Heru, mereka membiayai dirinya sendiri dengan konsep tambahan di lantai atas rusun. Di sana, mereka bisa menyewakan sehingga bisa merawat dirinya dan bangunan.(Sofian)