IPO.ID – Presiden Jokowi baru saja berangkat ke luar negeri dalam rangka memimpin pertemuan G20. Salah satu agenda utama G20 kali ini adalah mengusung isu perubahan iklim atau Climate Change. Indonesia akan menjadi salah satu tulang punggung dunia dalam menyukseskan agenda ini.
Beberapa waktu lalu, Inggris memberikan gelar kepada Indonesia sebagai Climate Change Super Power. Inggris memandang bahwa Indonesia merupakan kekuatan utama yang akan menyelamatkan dunia dari bencana perubahan iklim.
Peneliti dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng mengatakan, dalam agenda global ini, Indonesia akan bersandar pada perusahaan BUMN sektor energi, yakni PLN. Perusahaan ini diandalkan karena di masa datang semua akan menggunakan tenaga listrik, mulai dari rumah tangga, industri, transportasi, hingga urusan pedagang kaki lima akan menggunakan listrik.
“Di masa mendatang tidak ada lagi orang membakar BBM dan gas di rumah rumah, membakar bensin di jalan-jalan, membakar solar di lautan, semua akan menggunakan energi listrik,” ujar Salamuddin dalam keterangannya, Sabtu (30/10).
Menurutnya, di masa depan, listrik akan dihasilkan dari alam tanpa harus merusaknya seperti angin, matahari, atau tenaga gelombang laut. Bahkan saat ini sudah mulai dikembangkan listrik yang bersumber dari petir, seperti yang dibangun di Depok Jawa arat untuk membangkitkan listrik se-Jabodetabek.
“Kesuksesan PLN menghasilkan energi yang ramah lingkungan melalui sumber yang terbaharukan atau sumber yang free, akan menenetukan pencapaian Presiden Jokowi dan Indonesia dalam isue perubahan Iklim,” sambung Salamuddin.
“Jika PLN berhasil melakukan transisi energi dari penggunaan berbagai energi yang tidak ramah lingkungan menjadi energi terbaharukan, maka sukseslah Indonesia memimpin dunia dalam isue ikli. Namun sebaliknya jika PLN gagal maka ambyarlah isue perubahan iklim Indonesia,” ujar dia.
PLN memiliki banyak sekali pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSA dan potensi lainnya yang bisa dikembangkan oleh PLN dalam rangka menyukseskan Indonsia sebagai pemimpin G20, sekaligus sebagai pemimpin pertemuan perubahan Iklim di Glasgow Scotlandia atau COP 26 bulan depan.
“Inilah kesempatan bagi PLN untuk mengoptimalkan pembangkit terbaharukan mereka seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air yang murah, pembangkit Geotermal, dan PLTSa milik PLN,” pungkas Salamuddin. (rob)