IPOL.ID – Kuliner khas ibu kota dodol betawi harus semakin adaptif dengan perkembangan zaman. Selain harus berkualitas dan berdaya saing, para pelaku UMKM yang bergerak di bidang kuliner ini, harus membuat penganan manis kenyal ini kekinian.
Demikian pesan itu disampaikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi (Kemenparekraf/Baparekraf) dan OASE (Organisasi Aksi Solidaritas Era) Kabinet Indonesia Maju dihadapan pelaku kreatif DKI Jakarta baru-baru ini di Kampung Betawi Setu Babakan Jagakarsa Jakarta Selatan.
Bersama Masak Bersama Master (MASAMO), Oase menggelar kegiatan kreasi dan memasak bersama dengan tema “Dodol Betawi Delight”. Penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenparekraf/Baparekraf Nur Asia Uno mengatakan, dodol dengan sentuhan inovasi dan kreasi, akan memberikan nilai tambah menjadi kuliner kekinian yang diminati masyarakat luas khususnya generasi muda.
“Saya penggemar dodol, saya pernah coba dodol yang packagingnya bagus banget dengan dikemas seperti coklat yang bisa langsung sekali dimakan. Jadi anak-anak milenial ini bisa suka dengan dodol, disajikan dodol dengan kemasan kekinian dan tentunya juga dengan varian rasa yang beragam,” ujar Nur Asia Uno.
Terkait ragam rasa, istri Menparekraf Sandiaga Uno ini mengatakan, harus ada varian rasa yang lebih memikat. Bila sebelumnya telah ada kreasi rasa durian dan cempedak, mungkin bisa ditambah varian rasa lain seperti cokelat, keju, hingga lainnya.
“Dengan acara ini kita bisa membuka peluang para siswa-siswi yang ingin belajar budaya Betawi. Kita di Kemenparekraf akan membantu dari segi kemasan atau packaging, karena para pembuat dodol ini seperti penjahit, mereka hanya bisa membuat dodol saja nanti packaging-nya beda lagi yang buat atau contohnya ada desainer yang membuat jahitan itu menjadi baik,” kata Mpok Nur, sapaan akrab Nur Asia Uno.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Muhammad Neil El Himam menjelaskan, kuliner merupakan subsektor penyumbang terbesar dari Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif. Subsektor kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau sekitar 41 persen dari total PDB ekonomi kreatif tahun 2020 sebesar Rp 1.134 triliun.
“Di sini (Setu Babakan) juga merupakan salah satu destinasi wisata sejarah dan kuliner, kebudayaan betawi merupakan ikon budaya kota Jakarta. Betawi memiliki ragam kuliner khas yang memikat lidah dan digemari banyak orang. Dodol betawi merupakan salah satu kuliner khas jakarta yang memiliki rasa yang khas,” ujarnya seperti dalam siaran pers Kemenparekraf baru-baru ini.
Untuk acara kali ini, lanjut Neil, Kemenparekraf juga berkolaborasi dengan PKK DKI Jakarta dan siswa/siswi SMK Tata Boga DKI Jakarta. Sinergi ini bertujuan memberikan dampak yang lebih besar terhadap produk olahan dodol yang dapat dikreasikan.
“Kami harap kawan-kawan dari PKK dan SMK dapat ikut mempopulerkan kembali Dodol Betawi menjadi makanan kekinian dengan kreasi ‘Dodol Betawi Delight’ dengan dimentori oleh Chef Norman Ismail,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Ernawati Trenggono, Maria Ana Plate, Suzana Teten Masduki, Metty Herindra, Nurhayati Suharso Monoarfa, Lin Nurhayani Afriansyah Noor, Lilia A. Dohong serta tokoh wanita betawi Rossyana.
Selain itu juga Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kemenparekraf/Baparekraf Yuke Sri Rahayu, Direktur Pemasaran Nusantara Kemenparekraf/Baparekraf Dwi Marhen Yono, Kepala Biro Komunikasi I Gusti Ayu Dewi Hendriyani. (timur)