“Beda dengan lawan Korea kemarin, kali ini lebih susah ditembus. Pertahanan Lee Yang/Wang Chi Lin sangat kokoh, sulit dibongkar,” tambah Ahsan. “Mereka hari ini bermain bagus, kami tidak sempat menerapkan pola permainan. Mereka juga tenaganya lebih besar,” sebut Hendra mengakui keunggulan lawan.
Bermain di usia tidak muda, menjadi tantangan bagi Ahsan/Hendra. Tahun ini, Ahsan berusia 33 tahun, sedang Hendra 36 tahun. Tentu cukup sulit melawan pemain-pemain muda. Terutama sisi fisik dan tenaga. Bisa menjejak final, pencapaian luar biasa bagi sang juara World Tour Finals 2019 ini. ”Harus diakui pemain Chinese Taipei ini selama tiga minggu tampil konsisten. Baik fisik, tenaga, konsentrasi, dan fokusnya luar biasa,” ungkap Pelatih Ganda Putra Herry Iman Pierngadi.
Herry menilai, strategi permainan sulit untuk diterapkan. Sejak awal kualitas lawan lebih unggul. Bermain sangat cepat dan keras. “Kalau strategi sih sebenarnya tidak terlalu berpengaruh. Kualitas drive pemain Chinese Taipei sangat keras, dan cepat,” ucap Herry. (bas)