indoposonline.id – Penerbitan obligasi atau surat utang tahun ini diprediksi menyentuh angka Rp140,77 triliun. Selanjutnya, surat utang jatuh tempo senilai Rp121 triliun. Kondisi itu, mendorong emiten menjajakan obligasi untuk refinancing. ”Proyeksi itu, sudah termasuk obligasi, MTN, dan surat utang EBA,” tutur Head of Economic Research Pefindo Fikri C. Permana, pada paparan secara virtual, Selasa (19/1/2021).
Proyeksi itu, lebih besar dari realisasi emisi obligasi korporasi sepanjang tahun 2020. Di mana, tahun lalu, total penerbitan surat utang Rp96,6 triliun. Nah, dari total itu, penerbitan obligasi mendominasi Rp80,05 triliun, emisi sukuk Rp7,89 triliun, dan Rp6,75 triliun.
Secara sektoral, multifinance mendominasi penerbitan obligasi dengan emisi Rp14,35 triliun, disusul lembaga keuangan khusus Rp12,28 triliun, dan finansial Rp9,93 triliun. Berikutnya, sektor pulp and paper dengan total emisi Rp8,84 triliun, dan sektor power dan energi Rp8,54 triliun.
Fikri menilai minat risiko investor diproyeksi positif hingga semester pertama tahun ini. Namun, risiko perebutan likuiditas di pasar keuangan tetap tidak akan terjadi. Itu karena likuiditas masih cukup baik. (mgo)