Ahsan mengalami cedera betis kiri pada babak pertama, Rabu (20/1) lalu, memengaruhi penampilannya. Namun, itu bukan alasan utama, melainkan pada faktor stamina dan usia. “Stamina, karena faktor usia. Kalau tadi mau menang, seharusnya bisa dua gim. Yang gim kedua itu kan sudah setting,” jelas Herry.
“Pada saat setting itu, ganda kita membuat kesalahan. Dua poin nyangkut sendiri. Handicap di lapangan, menang angin, kalah angin, atau bolanya juga sedikit berat. Pemain-pemain seusia mereka ada handicap di situ. Saya berharap, nanti di World Tour Final bisa tampil lebih baik lagi,” harapnya.
Sementara Fajar/Rian, ada penurunan kualitas. Lama tidak bertanding, menjadi salah satu faktor penyebab ritme permainan menghilang. “Kemarin sudah ngobrol. Sepuluh bulan vakum. Jadi, mereka sedikit kagok,” bilang Herry. “Ritme, irama, dan suasana hilang. Harus kembali beradaptasi meski sudah masuk top 10. Kita harus bisa mengatasinya,” tambahnya.
Selain kualitas menurun, tangan Fajar bermasalah. Selanjutnya, pekerjaan rumah cukup besar mempersiapkan diri. Maklum, turnamen internasional sudah menunggu Maret mendatang. “Tapi kendala utama tangan Fajar bermasalah. Efeknya, hanya mengandalkan Rian. Bukan alibi itu faktak. Harus diakui, penampilan menurun,” ucap Herry. (bas)