Itu dianggap menghilangkan kesempatan untuk menutup kerugian. Kalau perdagangan online itu tidak ditutup mereka bisa terus bertransaksi. Kerugian kemarin-kemarin bisa tertutup lewat transaksi baru –meski juga bisa masuk jurang lebih dalam.
Robinhood mengakhiri transaksi online itu karena harga saham GameStop bukan lagi gila-gilaan tapi sudah gila beneran.
Otoritas pasar modal Wall Street pun sudah tidak bisa apa-apa. Wall Street sudah menghentikan perdagangan itu tanggal 25 Januari. Ketika harga saham GameStop naik secara tidak masuk akal. Tapi sesuai dengan kebebasan pasar, Wall Street harus membuka lagi. Yang penting Wall Street sudah mengingatkan publik –lewat penghentian itu. Selanjutnya terserah publik. Transaksi pun dibuka lagi.
Ups… Masih gila-gilaan naiknya. Ditutup lagi. Dibuka lagi. Gila-gilaan lagi. Ditutup lagi. Dibuka lagi. Terus gila-gilaan.
Sampai sembilan kali Wall Street menutup sementara transaksi saham GameStop itu. Tapi akhirnya diserahkan ke mekanisme pasar. Terserah. Mau seperti apa.
GameStop itu perusahaan persewaan video game. Alatnya dan permainannya. Sejak game masih berupa Nintendo di tahun 1980-an.