indoposonline.id – Gagal tanam di area Food Estate untuk Hortikultura di Desa Siriaria, Kecamatan Pollung, Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara (Sumut) menuai polemik. Pasalnya, secara nilai sangat fantastis. Mencapai puluhan miliar terancam gagal panen dan rugi.
Karena itu, Komisi IV DPR akan mengecek kegagalan program food estate bawang merah dan bawang putih tersebut. Pengecekan juga terkait pedagang bawang hampir tidak menjual bawang putih lokal dengan alasan terlalu kecil dan harga mahal. ”Bagaimana mau berhasil kalau perencanaan dan persiapan tidak baik, tidak melibatkan, mendengarkan masukan stakeholder, dan terus mengulang kesalahan serupa,” tutur Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan, Sabtu (20/2/2021).
Mengenai program penanaman bawang putih terkesan gagal, padahal program itu dilakukan sejak 2017 oleh Kementerian Pertanian (Kementan) baik melalui dana APBN dan wajib tanam impor. ”Sejak awal saya sampaikan iklim indonesia bukan tempat unggul untuk mengembangkan bawang putih, fokus saja apa yang menjadi produk unggulan indonesia, program yang dipaksakan tapi sulit diwujudkan akhirnya jadi akal-akalan,” tegasnya.
Menanggapi itu, Direktur Riset dan Program Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (Sudra) Surya Vandiantara, mendorong DPR menggunakan fungsi kontrol dengan meninjau area Food Estate. ”Perlu ada pihak ketiga dianggap independen dan tidak memihak, sehingga mampu memberi penilaian objektif. Komisi IV DPR mampu menjadi pihak ketiga mengingat peran dan fungsi kontrol atas berbagai kebijakan,” tegas Surya.
Kalau program itu terbukti gagal, sudah selayaknya Menteri Pertanian mengevaluasi besar-besaran jajaran dirjen. Dengan begitu, hasil evaluasi mampu menemukan akar masalah program tersebut. Kalau permasalahan masih bisa diperbaiki, program bisa dilanjutkan. ”Namun, kalau kesalahan begitu fatal, lebih baik mengganti dengan program efektif,” ucapnya.
Selain itu, perlu ada evaluasi serius mengenai pendanaan program sejak 2017 tersebut. Apalagi, wajib tanam impotir dengan kuota impor masih mencapai 500 ribu ton per tahun. ”Kalau program itu tidak mampu meredam impor sudah selayaknya program tersebut dinyatakan gagal. Perlu ada evaluasi menyeluruh dilakukan Menteri Pertanian kepada dirjen terkait,” tukasnya.
Sebelumnya, anggota Kelompok Tani Sehati Desa Siriaria, Jansen Lumban Gaol (Op Citra) mengatakan, hampir seluruh tanaman bawang, khususnya bawang merah areal food estate itu mengalami kerusakan hampir sama. Yaitu mengalami kering daun, pertumbuhan lambat, dan mengecil. Dikhawatirkan merugi, baik segi materi dan tenaga. (msb)