indoposonline.id – Militer Myanmar bukan sekadar melakukan kudeta. Namun, juga mengambil alih pemerintahan dengan dalih darurat. Selanjutnya, memberlakukan masa darurat militer sepanjang satu tahun ke depan.
Rupanya insiden kudeta militer Myanmar itu, menjalar ke dalam negeri. Ya, isu kudeta tersebut, menulari Partai Demokrat. Bahkan, isu kudeta senyap yang menerpa partai berlambang bintang segitiga itu, bukan isapan jempol. Disebut-sebut, mantan partai politik (parpol) penguasa dua periode itu, mengalami rongrongan dari dalam.
Dan, tudingan kudeta itu menunjuk kalangan istana kepresidenan. Merespons isu liar itu, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko angkat suara. Maklum, Moeldoko disebut terlibat kudeta Partai Demokrat untuk melengserkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Moeldoko tanpa ragu menceritakan pertemuan dengan sejumlah orang yang bertandang ke rumahnya. ”Jadi, begini temen-temen sekalian. Sebagai mantan panglima TNI, saya membuka pintu rumah 24 jam. Terbuka untuk siapa pun,” beber Moeldoko pada konferensi pers secara virtual, Senin (1/2/2021).
Hanya, Moeldoko tidak menyebut secara rinci orang-orang yang bertamu ke rumahnya. Moeldoko juga mengaku tidak mengerti konteks cerita yang disampaikannya. Namun, ia mengaku prihatin dengan situasi yang diceritakan. Moeldoko mengaku juga cinta Demokrat. ”Ya, mereka datang berbondong-bondong. Konteksnya apa saya juga nggak ngerti. Tapi dari ngobrol obrolan itu, biasanya saya awali dari pertanian,” ucapnya.
“Pada curhat tentang situasi yang dihadapi, ya gua dengerin aja ya. Berikutnya ya, ya udah dengerin aja. Saya sih sebenarnya prihatin melihat situasi itu karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat,” imbuh Moeldoko.
Sebelumnya, Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menuding Moeldoko sebagai sosok di balik upaya pengambilalihan partai secara paksa. ”Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi mau mengambil alih kepemimpinan AHY di Demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko,” kicau Andi Arief, melalui akun Twitter pribadinya, Senin (1/2).
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebelumnya telah mengungkapkan ada pihak di lingkaran dekat Presiden Jokowi berhendak mengambil paksa kendali Partai Demokrat melalui jalur Kongres Luar Biasa (KLB). Selanjutnya, AHY mengirimi surat Jokowi untuk mengklarifikasi. (mgo)