indoposonline.id – Kudeta militer Myanmar mendapat perhatian khusus Paus Fransiskus. Pemimpin tertinggi vatikan itu, menyuarakan solidaritas untuk rakyat. Paus meminta para pemimpin melayani kebaikan bersama.
Sementara Paus mengikuti situasi Myanmar. Ia mengaku prihatin dengan sangat mendalam. Puluhan ribu orang berunjuk rasa mengecam kudeta. Menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
Kudeta militer Myanmar, sebelumnya bernama Birma, juga mendapat kecaman para pemimpin dunia. Tidak terkecuali Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres. Militer Myanmar membatalkan hasil pemilihan umum dengan pemenang partai Aung San Suu Kyi. Militer berdalih terjadi kecurangan.
Selanjutnya, junta militer menahan peraih nobel perdamaian itu dengan alasan melakukan pelanggaran hukum melalui impor handy talky secara ilegal. Presiden AS Joe Biden menyebut tidak diragukan dalam sistem demokrasi, militer tidak bisa menganulir hasil pemilihan umum. (mgo)