Pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), periode 2004-2014, Hambalang sempat digadang-gadang untuk dijadikan sebagai Pusat Pelatihan, Pendidikan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON).
Namun, pada tahun 2012 pembangunan megaproyek itu berhenti total menyusul skandal korupsi yang menyeret sejumlah nama yaitu mantan Menpora Andi Mallarangeng selaku Pengguna Anggaran, Sesemenpora Wafid Muharam, mantan Kabiro Perencanaan Kemenpora Deddy Kusdinar, mantan Direktur Operasional 1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Teuku Bagus Mukhamad Noor, mantan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum. Proyek itu menyebabkan negara menderita kerugian sebesar Rp 706 miliar.
Untuk menjadikan Hambalang sebagai tempat pemusatan latihan yang melahirkan atlet berprestasi, kata Amali, diperlukan proses yang panjang. “Tentunya, adalah rangkaian panjang sebab untuk sebuah berprestasi, menurut para pakar minimal dibutuhkan waktu 10 tahun atau 10 ribu jam untuk bisa menuju prestasi,” jelasnya.
Selain Hambalang, kata politisi Golkar ini, pemerintah juga berencana mendirikan 10 sentra pemusatan latihan di sejumlah daerah. “Tentu, kita sesuaikan dengan potensi yang ada. Dan, yang paling dasar adalah potensi talenta ketika di bangku Sekolah Dasar. Pak Mendikbud juga memberikan respons yang sangat luar biasa positif, beliau akan melakukan tugasnya sesuai dengan apa yang ada dalam desain besar ini,” katanya.