Potensi rebound pariwisata akan berdampak terhadap kebutuhan suplai tenaga kerja di industri pariwisata dan perhotelan. Dalam hal ini, lulusan vokasi pariwisata dan perhotelan akan banyak dicari karena diyakini memiliki kecakapan sesuai kebutuhan industri. ”Tren sektor pariwisata membutuhkan tenaga kerja yang skillful dan terspecialisasi seperti; perhotelan, restoran, coffee shop, kapal pesiar, dan tempat rekreasi lainnya. Saat ini vocational training berkualitas di sub-sub sektor pariwisata tersebut masih terbatas. Sehingga, diperlukan training centre atau academy di bidang hospitality yang memiliki terobosan untuk menghasilkan tenaga pariwisata tepat guna, dan memahami realita dunia kerja secara riil,”tambah Bhima.
Direktur Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Wartanto, M.M, mengatakan, melihat kebutuhan tenaga kerja vokasi yang berkualitas dan siap kerja, pemerintah terus mendorong lahirnya pendidikan vokasi berkualitas yang terintegrasi dengan sebuah teaching factory. ”Dengan memiliki Teaching Factory, pendidikan vokasi dapat mengembangkan kurikulum dan strategy pembelajaran berbasis industri sesuai bidang masing-masing,” tandasnya.