Sebaliknya yang di Jordania itu. Biar pun hanya seperti danau tapi tetap disebut Laut Mati karena airnya asin.
Terserah saja.
Yang jelas kapal yang melintasi Terusan Suez akan merasa lebih aman ketika tiba di Danau Pahit. Mungkin saja penambahan kecepatan Ever Given dimaksudkan agar cepat sampai di danau ini.
Apalagi kalau di depan Ever Given tidak ada kapal yang berdekatan. Maka menaikkan laju kapal tidak akan menabrak kapal di depannya.
Masih begitu banyak persoalan yang harus dijawab. Sedang kapal itu sendiri, harus terus berlayar ke Amsterdam. Yakni setelah berhenti sebentar di Danau Pahit untuk pemeriksaan fisik.
Sejauh ini tidak ada indikasi negatif. Tidak ada bagian yang rusak. Apalagi pengapungan kembali Ever Given lebih banyak ditentukan oleh alam. Yakni oleh pasang laut purnama di hari ketiga, malam tanggal 16 Sya’ban. Berarti satu hari setelah nisfu sya’ban –pertanda 15 hari lagi bulan puasa.
Pasang laut tanggal 14 Sya’ban memang sudah tinggi. Tapi belum membuat kapal itu mengapung kembali. Puncak pasang laut terjadi tanggal 15 Sya’ban. Belum pula sudah. Maka di pasang laut 16 Sya’ban kapal itu mulai bergerak. Artinya: tarikan kapal-kapal penarik mulai bisa ”menggoyang” kapal raksasa itu.