Setelah namanya terkenal sebagai kolektor kelas berat –di lingkungan masyarakat wine– Kurniawan pun punya reputasi hebat. Maka ketika ia mulai menjual koleksi wine-nya, orang pun percaya. Termasuk percaya pada kualitas wine yang dijualnya.
Kurniawan segera naik kelas. Ia menjadi pelelang tepercaya wine. Pernah dalam satu lelang yang ia adakan, Kurniawan mendapat penawaran sampai sekitar Rp 500 miliar.
Apalagi ketika Kurniawan mengadakan lelang wine merek Château Lafleur bikinan tahun 1947.
Itu wine bikinan Prancis. Termasuk yang paling terkenal di dunia. Sampai saya ingin bisa merasakannya –pun bila hanya untuk di ujung lidah.
Wine merek itu dibuat di pabriknya yang di pinggir sungai Bordeaux. Bahan bakunya berupa anggur dari perkebunan anggur Pomerol –yang terbaik di seluruh Prancis.
Sayang waktu dulu saya ke Bordeaux belum tahu soal ini. Saya sama sekali tidak tertarik untuk sekadar duduk-duduk sebentar di pinggir sungai itu. Menyesal.
Kini kian banyak orang mampu membeli anggur merah merek itu. Sudah diproduksi ”kelas duanya”.