Indoposonline.id – Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom menyatakan bertanggung jawab terhadap kematian dua anggota TNI. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua ini mengakui sudah menargetkan sasaran tembak pada Kepala BIN Daerah Papua (Kabinda Papua) Brigjen I Gusti Putu Danny Karya Nugraha.
“Kami telah menerima laporan atas tertembaknya Kabin Papua Brigjen I Gusti Putu Danny yang katanya tertembak peluru nyasar, padahal tidak,” ujar Sebby Sambom, yang mengklaim sebagai juru bicara komando nasional TPNPB-OPM, Senin (26/4/2021) dalam rilis persnya.
Sebby melanjutkan, penembakan dipimpin langsung oleh pimpinan PNPB-OPM Papua Mayjen Lekagak Telenggen. Ia menambahkan ungkapan ‘peluru nyasar’ itu merupakan sindiran. TPNPB OPM mengakui sudah melakukan pengincaran.
“Bukan peluru nyasar, itu target dan incaran TPNPB. Itu hanya bahasa sindiran, karena TNI Polri bilang kena peluru nyasar,” kata Sebby Sambom.
Sebby mengaku sudah berkoordinasi dengan Panglima Daerah Militer Makodap III TPNPB-OPM Ndugama Egianus Kogeya dan komandan operasinya yang bernama Pemne Kogeya. Kedua nama belakang mereka kerap disebut Kogoya.
“Panglima Daerah Tentara Pembebasan Nasional Papaua Barat (TPNPB) Makodap III Ndugama Tuan Egianus Kogeya menyatakan bertanggung jawab terhadap penyerangan Zipur [Zeni Tempur atau istilah mereka TNI] pekerja Jembatan Kali Aurak, Kali Yigi dan, Pos TNI [Yonif 755/Yalet] Distrik Mbua,” kata Sebby.
Berdasarkan catatan Papuans Behind Bars, Sebby adalah penduduk asli Wamena, Papua. Sejak 2008 hingga 2011. Dia berulang kali ditahan dan dipenjara. Sebby juga dikenal sebagai aktivis yang vokal mengkampanyekan kemerdekaan Papua. Pada 2009, dia mendukung peluncuran Parlemen Internasional untuk Papua Barat (IPWP) di London.
TPNPB-OPM mengaku sudah lebih dari tiga bulan berpatroli dan memantau pekerja Jembatan Kali Aurak, Kali Yigi, dan Pos TNI Distrik Mbua. Menurut mereka semua itu bukan sipil, melainkan anggota TNI. “Karena kami tahu bahwa yang bekerja selama ini untuk jalan Trans [Papua] dan jembatan-jembatan yang ada sepanjang Jalan Habema, Juguru, Kenyam, Batas Batu adalah murni anggota TNI, Zipur,” ujarnya.
Sebby menuturkan tujuan pembunuhan di Nduga untuk meluapkan protes kepada pemerintah Indonesia. Mereka menolak semua pembangunan yang dijalankan pemerintah Indonesia di seluruh Papua. “Targetnya kami akan perang terus, halangi terus, harus memperoleh kemerdekaan penuh dari pembajakan oleh pemerintah kolonial Republik Indonesia. Itu prinsip,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha gugur saat terjadi kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Kontak tembak itu terjadi saat satgas BIN dan Satgas TNI/Polri melakukan patroli.
Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto mengatakan peristiwa itu terjadi pada Minggu (25/4/2021) kemarin di Kampung Dambet, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Kejadian bermula saat Satgas BIN bersama dengan Satgas TNI/POLRI melakukan patroli menuju kampung Dambet. Peristiwa itu terjadi pada sore hari.
“Sekitar pukul 15.50 WIT, Satgas BIN dan Satgas TNI/Polri dihadang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata Papua sehingga terjadi aksi saling tembak di sekitar gereja Kampung Dambet, Distrik Beoga Kabupaten Puncak,” kata dia.
Saat ini, jenazah Kabinda Papua sudah dievakuasi. Jenazah akan diterbangkan ke Jakarta untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan pada Selasa (27/4).
“Saat ini telah dilaksanakan proses evakuasi dari lokasi kejadian dan besok pagi direncanakan akan dibawa ke Timika yang kemudian diterbangkan ke Jakarta guna dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata dan dinaikkan pangkatnya secara anumerta menjadi Mayor Jendral,” kata dia.
Putu Danny diketahui turun langsung karena hendak melakukan observasi lapangan guna mempercepat pemulihan keamanan di wilayah tersebut. (tim)