“Saya kagum pada para perempuan JAQS karena rasa cinta mereka yang tulus pada para satwa dan alam serta lingkungan dan itu terlihat dari cara mereka bekerja. Setelah mengenal lebih dekat dan mengetahui bahwa tanggung jawab mereka sama dengan rekan kerja mereka yang laki-laki, tanpa perbedaan, terlihat sekali betapa besarnya rasa cinta dan dedikasi mereka,” ujar Ayu.
“Ini menunjukkan perempuan itu mampu berkontribusi dalam pelestarian satwa dan lingkungan. Tantangannya adalah diri sendiri dan pemikiran bahwa masing-masing perempuan memiliki kapasitas yang sama, bahkan lebih, dan ini mematahkan ucapan bahwa wild life adalah dunianya para pria,” tambah Ayu.
Pembuktian mereka terlihat dari kondisi para satwa di JAQS yang sehat, aktif, dan berkembang biak. Ini disetujui oleh Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI).
“Lembaga konservasi berfungsi sebagai tempat pendidikan, peragaan, penitipan sementara dan cadangan genetik untuk mendukung populasi in-situ, sarana rekreasi yang sehat, mendidik, dan terjangkau bagi semua kalangan, serta penelitian, peragaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan,” kata Ketua PKBSI Rahmat Shah.