“Menurut saya peran perempuan dalam aksi pelestarian satwa atau konservasi itu harus ya, ada sifat keibuan yang dihadirkan perempuan yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Selain itu, supaya tercipta keseimbangan dalam menjaga dan merawat para satwa. Karena, kita setara,” tuturnya.
Dokter Hewan Novi, Ikut Sedih Ketika Satwa Sakit
Seluruh satwa di JAQS bisa menyapa Anda karena kondisi mereka yang sehat dan optimal. Di balik satwa-satwa yang beraneka ragam serta unik itu, Anda bisa menemui sosok dokter hewan yang sangat sabar, terampil merawat, dan mengobati seluruh satwa di JAQS.
Namanya drh. Novi Tandria, seorang dokter hewan lulusan Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor. Bergabung dengan JAQS pertama kali di Mei 2018. Sempat jeda, kini drh. Novi kembali lagi bekerja sama dengan JAQS.
Kecintaannya pada satwa liar, membuat Novi jatuh cinta pada profesinya. “Sewaktu kuliah saya mengikuti himpunan minat dan profesi satwa liar karena saya tertarik sekali dengan satwa liar dan konservasi. Sebelum bergabung dengan JAQS, saya punya pengalaman kerja di praktisi hewan kecil sekitar enam tahun namun merasa tertantang berhadapan dengan satwa liar. Nah, begitu diberikan kesempatan bekerja di JAQS, saya merasa ini merupakan kesempatan saya ikut melestarikan keberadaan satwa liar,” ujarnya.