“Yang katanya juga ada masalah, orang tidak berani ngukur di sana, takut diparangi masyarakat di sana. Yang begini tidak muncul selama ini. Karena kita kunjungan kita mendapatkan masukan seperti itu,” sambungnya.
Syahrial menekankan, persoalan dialami KBN dalam ekspansinya ke Takalar selama ini tertutupi dan baru diketahui saat kunjungan ke lokasi. Padahal Direktur Utama KBN yang kala itu masih dijabat Sattar Taba meyakinkan kawasan industri diperkirakan akan menyerap 15.000 tenaga kerja. Investasi ini akan membawa dampak positif bagi ekonomi Sulawesi Selatan.
“Jangan dulu membayangkan kawasan industri sebagaimana umumnya kita saksikan, pengukuran tanah bahkan sulit dilakukan karena mendapat penolakan keras dari masyarakat. Istilahnya mereka takut ‘diparangi’,” ungkap Syahrial.
Senada, kolega di PDIP yang juga terlibat dalam Pansus KBN, Panji Virgianto menyindir proyek KBN di Takalar. Dirinya meminta direksi KBN hadir tanpa diwakili dalam agenda rapat Pansus KBN mendatang untuk mengklarifikasi persoalan-persoalan dialami KBN, termasuk di Takalar.