Organisasi HMS tergolong baru: dirintis tahun 2016, diresmikan tahun 2018. “Sekarang sudah punya 32 DPD dan 200 lebih DPC,” ujar Giyanto Hadi Prayitno, ketua umum HMS.
Tidak sulit bagi saya mencari siapa Giyanto. Ia asli Magetan. Orang tuanya miskin papa. Bercerai pula. Begitu lulus SD, ia ke Jakarta. Ikut tetangga. Kerja apa saja. Mulai kuli bangunan sampai tukang kebun. Akhirnya bisa dekat dengan Presiden Soeharto.
Giyanto sendiri yang memilih lakon Pandu Swargo itu. Pandu adalah raja Astina Raya –sebelum ada negara Amarta. Ia ayahanda Pandawa Lima (Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa).
Pandu mati muda dan masuk neraka. Itu karena tindakan sang raja yang berlebihan: ketika sudah punya anak tiga (dari Dewi Kunthi), ia jatuh cinta lagi. Habis-habisan. Pada cewek cantik bernama Dewi Madrim.
Pandu selalu menuruti keinginan pacar baru itu. Madrim memang menetapkan syarat: mau dikawini Pandu asal bulan madu mereka bisa naik kendaraan rajanya dewa, Batara Guru. Yakni, Lembu Andini, berupa sapi putih. Pandu jadi radikal. Melawan dewa. Merebut kendaraan itu. Berhasil.