Seminggu lamanya Giyanto jadi guru internet Pak Harto. Sehari dua jam. Setelah duhur sampai asar. Pukul 13.00 sampai 15.00.
Seingat Giyanto, Pak Harto menggunakan komputer baru. Jenis PC. Lengkap dengan printer-nya. Giyanto lupa mereknya. Tapi, ingat harganya: Rp 40 juta.
Di hari terakhir sebagai guru, Giyanto mendapat empat hadiah dari Pak Harto: batu akik, pipa gading, keris, dan Al-Qur’an milik Bu Tien –yang ditandatangani Pak Harto.
Batu akik itu, kata Giyanto, pernah hilang. Selama 21 tahun. Baru tahun lalu ketemu lagi –dimasukkan perak dan diikat: agar tidak hilang lagi.
Kenapa wayangan nanti malam itu di Magetan?
“Di mana saja sama. Kan live streaming,” ujar Giyanto. Bahwa dalang muda itu yang dipilih? “Agar tidak mahal”. Dan lagi, “Ki Putut sudah seperti adik sendiri,” katanya.
Putut sudah mulai mendalang umur 14 tahun. Di desanya di Parang, Magetan Selatan. Tamat SMA, Putut masuk ISI Solo jurusan pedalangan. Lalu, lanjut S-2 jurusan teater. “Yang linier dengan S-1 pedalangan adalah S-2 teater. Belum ada S-2 pedalangan,” ujar Putut.