Apalagi kalau direksi baru itu bukan saja tidak mampu menutupi lubang lama. Tapi justru hanya bisa membuat lubang baru. Yang lebih dalam.
Maka pekerjaan setiap direksi hanya menutup lubang lama. Sambil membuat lubang baru yang lebih dalam.
Tidak semua BUMN begitu. Banyak yang tidak begitu.
Menjadi menteri lima tahun –apalagi hanya tiga tahun seperti saya– apa yang bisa dilakukan?
Kuncinya tinggal satu: memilih orang yang benar. Dengan risiko, ketika memilih 10 orang benar ternyata yang benar-benar baik hanya 8 orang. Ada saja orang hebat seperti Satar. Saya menyesal tidak mendengarkan bisikan istri saya: hati-hati dengan orang itu. Padahal dia membisikkannya tidak hanya satu kali. Kadang-kadang bisikan istri harus didengar –istri punya indra yang berbeda.
Persoalan menutup lubang lama, lalu membuat lubang baru yang lebih dalam itu, kini menjadi lebih dramatis: ketika terjadi pandemi Covid-19. Ketika pendapatan Garuda menurun –anjlok– tinggal 10 persen. Siapa pun pusing menghadapi persoalan Garuda sekarang ini.