Tapi saya tidak berani ke Jakarta (dari Surabaya) memakai Tesla.
PLN memang sudah menyiapkan charging station di beberapa rest area jalan tol. Tapi saya belum bertanya: apakah charging itu cocok dengan tipe colokan Tesla.
Saya juga belum tahu, berapa ampere kekuatannya. Kalau hanya 16 A isi ulang tidak bisa cepat. Perlu 6 jam lebih. Tidak mungkin menunggu di rest area selama 6 jam.
Apalagi kalau kapasitas charging-nya di bawah itu.
Charging di rumah saya juga hanya 16 ampere. Tapi tidak masalah. Toh jam tidur saya sama panjang dengan jam isi ulang.
Slot isi ulang di Tesla bisa sampai 32 ampere. Tapi saya belum pernah bisa memanfaatkannya. Setiap saya setting 32, selalu turun sendiri ke 16.
Dengan kemampuan mobil listrik yang masih seperti itu dunia sudah berubah. Produksi mobil listrik terus meningkat.
Norwegia sudah mencapai tipping point: sudah lebih banyak pembeli mobil listrik daripada pembeli mobil bensin.
Tiongkok menjadi produsen terdepan. Baik jumlah mobilnya maupun jumlah mereknya.
Amerika Serikat lagi kebakaran jenggot. Kaget. Lalu bergegas gerak sana-sini.