Dia menambahkan, sangat sedikit sperma hewan yang diketahui melakukan ini. Alasan di baliknya juga tidak diketahui.
Untuk memahami lebih lanjut tentang cara kerja penis echidna, tim Fenelon beralih ke echidna berparuh pendek (Tachyglossus aculeatus) di suaka margasatwa Australia. Sayangnya, echidna yang diselamatkan cenderung mengalami cedera, biasanya diakibatkan oleh tabrakan di jalan, yang sangat parah sehingga hewan tersebut sering di-eutanasia.
“Tapi untungnya bagi para peneliti, penis echidnas yang di-eutanasia masih dalam kondisi cukup baik untuk dipelajari,” ujar Fenelon.
Para peneliti mengambil echidna yang di-eutanasia dan membuat model 3D dari penis mereka menggunakan CT scan khusus. CT scan normal hanya mendeteksi jaringan keras seperti tulang, sehingga para peneliti menodai penis dengan yodium untuk memungkinkan jaringan lunak dipetakan.
“Ini berarti kami dapat membuat model 3D dari seluruh penis echidna dan struktur internalnya yang penting untuk melihat cara kerjanya,” tulis para peneliti.