indoposonline.id – Dalam rangka Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LKH) bersama mitra strategis Cendekia Synergy menyelenggarakan “Indonesia Climate Change Virtual Expo & Forum 2021”. Kegiatan ini dibuka Sabtu, 5 Juni 2021, dengan mengangkat tema “Integrasi Atmosfer Untuk Lingkungan Berkelanjutaan dan Kesejahteraan Bangsa”.
Wakil Meteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong dalam sambutannya menyampaikan bahwa Hari Lingkungan Hidup menjadi kesempatan untuk merefleksikan pencapaian dan terus melanjutkan tekad dalam mengatasi tantangan lingkungan hidup yang dihadapi dunia hingga saat ini.
Pemerintah sangat berkomitmen dalam mengatasi perubahan iklim. Indonesia bersama-sama dengan anggota masyarakat internasional melalui Konferensi Para Pihak (COP) UNFCCC ke-21 di Paris, telah mengadopsi Paris Agreement to the UNFCCC yang salah satunya menghasilkan kesepakatan mengenai Nationally Determined Contribution (NDC) yang mengatur dan memproyeksikan potensi penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Tindak lanjut komitmen Presiden Joko Widodo pada COP-21 adalah meratifikasi Paris Agreement melalui UU No. 16 Tahun 2016.
“Dalam dokumen NDC, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan Business As Usual (BAU), dan sampai 41 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030. Sebanyak 29 persen berarti ekuivalen dengan 826 Jt ton CO2 dan 41 persen ekuivalen dengan lebih dari 1,02 Miliar Ton CO2 yang diturunkan sampai tahun 2030,” ujar Alue dalam siaran persnya, Minggu (5/6) di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut Alue Dohong juga menyampaikan pandangan Indonesia atas beberapa agenda negosiasi COP-26 UNFCCC Glasgow, antara lain terkait penyelesaian Paris Rules Book, Common Time Frame (CTF) untuk NDC, isu transparansi dan mengenai Sources of Input untuk GLobal Stocktake (GST). Serta harapannya terhadap soft diplomacy pavilion Indonesia COP-26 UNFCCC Glasgow yang akan diselenggarakan pada tanggal 1-12 November 2021
“Soft diplomacy di Paviliun Indonesia diharapkan tidak hanya diupayakan melalui sesi-sesi diskusi atau pertemuan, tetapi juga dapat dilakukan melalui pengenalan seni, budaya, dan keramahan bangsa Indonesia kepada masyarakat dunia,” Ujar Alue.
Selanjutnya Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Laksmi Dhewanti menyampaikan bahwa fokus dalam substansi negosiasi menuju COP26 – adalah agar implementasi Paris Agreement dapat berjalan secara penuh atau penyelesaian Paris Rules Book. Dengan agenda utama COP26 yaitu negosiasi politis Para Negara Pihak terkait isu-isu substasnsi yang diselenggarakan pada 31 Mei -17 Juni 2021.
“Untuk Indonesia Negosiasi COP ini bukan hanya retorika, ini menjadi benar-benar ajang untuk kita menguatkan komitmen dan menguatkan Langkah kolaborasi,” ujar Laksmi.
Kemudian, Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK selaku Sekretaris Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim, Agus Justianto menyampaikan kegiatan dalam penyelenggaraan Paviliun Indonesia pada 1-12 November 2021 nanti. Kegiatan Paviliun Indonesia terdiri dari 32 Sesi Talkshow, 3 Join Sessions, 2 Eminent Person Sessions, Pertemuan Bilateral, pertunjukan seni dan budaya, serta Exhibition.
Agus menambahkan paviliun Indonesia merupakan strategi soft diplomacy yang mendukung proses perundingan (hard diplomacy) dengan memberikan teladan atau contoh (lead by examples) kepada masyarakat dunia melalui aksi yang sedang dan telah dilakukan Indonesia. “Hal ini sebagai upaya menyuarakan aksi, strategi dan inovasi Indonesia kepada dunia internasional guna mencegah pemanasan global dan kenaikan suhu global dibawah 2 derajat,” ujarnya.
Kegiatan Indonesia Climate Change Virtual Expo & Forum 2021 ini akan berlangsung selama enam bulan secara virtual, dengan berbagai program acara yang akan memperkuat pengendalian perubahan iklim. Dengan diselenggarakannya acara ini diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi peserta dari seluruh elemen bangsa untuk dapat berpartisipasi dan memberi langkah korektif terhadap pengendalian perubahan iklim Indonesia, sekaligus menjadi medium inovasi jalur partisipasi pencapaian komitmen nasional penurunan gas rumah kaca. (bas)