indoposonline.id – Aksi tawuran di kawasan Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, pecah. Dalam peristiwa itu, satu orang menderita luka bacok dan empat warung rusak berat.
Pemicu tawuran karena hal yang sangat sepele, yakni hanya karena saling ejek di media sosial (medsos) . Saat ini, polisi masih memeriksa 15 orang yang diduga terlibat dalam aksi kekanak-kananan tersebut.
“Latar belakang tetap masih kita dalami. Tapi dipemeriksaan awal kita setelah kejadian sampai sekarang ini, sifatnya masih berupa saling mengejek yang disampaikan melalui media sosial (medsos) Instagram,” ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Achmad Akbar pada wartawan, Rabu (21/7/2021).
“Dalam penyelidikan dan penyidikan, kami tidak membedakan dalam konteks teritori atau wilayah ya. Kami menemukan ada indikasi pengelompokan kedua belah pihak ini dari komunitas yang dibentuk dalam medsos. Saya tidak sebutkan kelompoknya, tapi saya tegaskan ada kelompok yang terbentuk yang didasari komunikasi di medsos kemudian di situlah komunikasi yang saling mengejek provokasi terjadi sehingga memicu terjadinya tawuran tersebut,” beber Akbar.
Kasat menjelaskan, dari 15 pelaku tawuran yang diamankan, 13 di antaranya sudah jadi tersangka. Dari 13 tersangka itu, 3 orang masih dalam ketegori di bawah 18 tahun. Sedangkan yang 10 orang lainnya sudah dewasa.
Hingga saat ini, pihak Kepolisian masih mendalami kemungkinan adanya tersangka lain dan bukti-bukti baru. “Tetapi dengan melihat peristiwa secara keseluruhan, hal itu jadi pendalaman kita. Artinya dari semua akibat peristiwa itu merupakan bagian dari unsur pidana. Ada orang yang terluka, ada barang yang dirusak atau terbakar,” tegas Kasat Reskrim.
Kemudian, sambung Kasat, dari pendataan pihaknya ada 1 orang mengalami luka akibat senjata tajam. Selanjutnya, empat tempat usaha juga mengalami kerusakan. “Karena kita melihat secara demografi TKP ini banyak rumah warga,” tandasnya.
“Dari pendataan kita ya, ada satu orang mengalami luka senjata tajam, kemudian empat tempat usaha juga mengalami kerusakan, karena kami bisa melihat secara demografi di lokasi terjadinya peristiwa ini, banyak rumah warga yang juga difungsikan sebagai tempat usaha. Sebagai contoh ada salah satu yang mengalami kerusakan, adalah tempat tinggal, tapi di bawahnya digunakan sebagai tempat berjualan, itu yang saya maksudkan sebagai tempat usaha,” ungkap Kasat.
Tak hanya itu, ada satu warga yang merugi kehilangan barang di dalam rumahnya, seperti contoh handphone. “Ini terjadi saat peristiwa tawuran, termasuk juga kehilangan barang dagangan kelontongan,” tambah Akbar.
Sementara itu Kapolsek Setiabudi Kompol Rinaldo Aser menambahkan, jadi berkaitan dengan pemetaan wilayah, sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Kapolres, antara lain menempatkan petugas berseragam yang secara stasioner melaksanakan kegiatan di sekitar lokasi tempat kejadian tawuran.
“Kemudian kami juga melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, elemen masyarakat yang ada di wilayah tersebut, bersama-sama membantu tugas polisi untuk berperan aktif menjaga keamanan dan turut serta menciptakan situasi aman dan tertib di lokasi tersebut,” ujar Kapolsek.
Kemarin juga telah mencapai kesepakatan antara warga yang tinggal di sana untuk sama-sama saling menjaga keamanan lingkungan yang ada di sekitar lokasi tempat terjadinya tawuran tersebut.
Saat ini, gabungan aparat Kepolisian dari polres dan polsek, kurang lebih sekitar 15-20 personel per hari.(ibl)