Bersama: Prof. Dr. Teguh Prasetyo, SH., M.Si
Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI
Indoposonline.id – Esensi pemilu dalam sistem demokrasi: pilihan faunding father kita kan negara berkedaulatan rakyat, jadi rakyat ini berdaulat untuk menentukan siapa pimpinannya, yang akan bekerja, yang diambil dari rakyat, kemudian dipilih dari rakyat, dan bekerja untuk rakyat. Nah, wujud dari kedaulatan rakyat itulah diatur yang namanya undang-undang Pemilu dan Pilkada, tentang bagaimana mereka yang memenuhi persyaratan menjadi pimpinan negara, Baik legislator pusat maupun daerah, DPD maupun Kepala daerah, provinsi, kabupaten maupun kota. Yaitu ada satu aturannya dalam Pemilu maupun Pilkada, disitulah diatur bahwa pemilu pilkada kita yaitu berperiode lima tahun sekali ada suatu penyelenggaraan Pemilu seperti itu.
Jadi esensinya itu, supaya orang berkontestasi untuk memperoleh kekuasaan, ini ada ataurannya, kalau tidak seperti itu akan sangat susah sekali, bagaimana cara untuk mengganti presiden? Bagaimana cara mengganti DPR ya kalau nggak ada suatu mekanisme hukumnya yaitu melalui pemilu atau pilkada. Jadi pemilu dan pilkada itu sebagai mekanisme nasional modern untuk terwujudnya yaitu pimpinan daerah, pimpinan nasional, maupun pimpinan pusat.
Konsep Etis dalam pelaksanaan pemilu adalah perilaku yang diterapkan kepada penyelenggara pemilu dari luar, dari Society, dari masyarakat, patuh tidak dia atas perbuatan yang dilakukan itu. Oleh sebab itu disana dilihat prinsip profesionalitasnya, prinsip integritas dilihat hal tersebut nantinya. Etis itu penilaian dari luar yang dibebankan kepada penyelenggara Pemilu supaya melakukan perbuatan-perbuatan yang telah digariskan dalam kode etik seperti itu. Karena yang namanya Pemilu atau pilkada itu kan akan terjadi kontestasi.
Kadang-kadang kontestasi itu dilakukan dengan berbagai cara dilakukan. Ada yang kasar seperti isu-isu yang memancing nilai-nilai kemanusiaan atau sara muncul-muncul untuk memperoleh suatu hubungan atau mempengaruhi pola pikir masyarakat, mengikuti pola pikir yang diarahkan ke situ. Nah, ini kan yang boleh seperti itu dalam kondisi inilah saya sebagai DKPP saya berfikir serius bahwa kontestasi ini harus punya pijakan. Kalau nggak ada pijakan yang kuat bisa goyang NKRI ini bisa mengganggu persatuan dan kesatuan dan pijakan yang kuat itulah yang saya kenal dengan filsafat pemilu.
Saksikan Selengkapnya Bincang Si IPOL (13)