indoposonline.id – Sejarah diciptakan petenis asal Tunisia Ons Jabeur di Grand Slam Wimbledon. Dia mencatatkan diri sebagai wanita Arab pertama yang mencapai perempat final Wimbledon berkat kemenangan 5-7, 6-1, 6-1 atas unggulan ketujuh Iga Swiatek, Selasa (6/7) dinihari WIB.
“Saya lolos ke minggu kedua hampir setiap Grand Slam. Target saya adalah menembus perempat final ini dan bisa melaju ke semifinal, atau mungkin ke final. Saya menikmati waktu di Wimbledon, sangat menikmati lapangan rumput,” kata Jabeur kepada Reuters.
Jabeur mengawali laganya dengan kalah empat gim berturut-turut meski memasang posisi bertahan yang kuat. Namun masuk set kedua dia mengubah strateginya secara total untuk menyajikan tekanan pada Swiatek.
Petenis berusia 26 tahun itu kini telah mengalahkan tiga juara Grand Slam dalam turnamen ini. Sebelumnya, dia menyingkirkan juara lima kali Wimbledon Venus Williams dan Garbine Muguruza dalam performa yang mengesankan.
Jabeur akan bertanding di perempat final Grand Slam keduanya pada hari Selasa melawan unggulan kedua dari Belarusia Aryna Sabalenka. Jabeur juga pernah lolos di delapan besar Australian Open tahun 2020.
“Saat itu sungguh perasaan yang luar biasa di Australia. Saya tidak menyangka akan berada di perempat final saat itu,” katanya.
Setelah pertandingan, Jabeur juga mengutarakan sempat diberikan ucapan selamat dari Roger Federer atas permainannya yang memukau.
“Sebenarnya saya mendapat ucapan selamat dari Roger (Federer) setelah pertandingan yang menurutnya luar biasa. Itu sangat menginspirasi dan memberi saya rasa lapar untuk menang lebih banyak,” ungkapnya.
Sementara itu, unggulan teratas Ashleigh Barty menyingkirkan Barbora Krejcikova untuk menuju perempat final pertamanya. Barty mengalahkan juara Grand Slam tanah liat Prancis Terbuka itu dengan skor 7-5, 6-3.
“Butuh 15 hingga 20 menit di awal pertandingan untuk menyesuaikan permainanku. Agak sulit untuk menghadapi pukulannya. Tetapi saat semua sudah teratasi, saya hanya perlu mempertahankan permainan,” kata Barty.
Barty mematahkan harapan Krejcikova untuk menjadi petenis putri pertama, sejak Serena Williams di 2015, yang mencatatkan gelar ganda di Roland Garros dan Wimbledon di tahun yang sama.
Dengan mengamankan satu tempat di babak delapan besar Wimbledon, Barty mewujudkan harapannya setelah penantian selama sembilan tahun sejak melakukan debutnya di Grand Slam lapangan rumput di 2012.
Petenis Australia itu melakukan lima kesalahan ganda, hanya mendapat 53 persen poin dari servis pertama dalam permainan dan membuat 24 kesalahan sendiri serta 22 winner.
Meski secara statiski tidak terlalu menggembirakan, namun caranya bertahan dari usaha tekanan balik Krejcikova menjadi kunci dalam mempertahankan kendali pertandingan.
“Itu adalah pertandingan yang sangat sulit, namun saya berusaha untuk tetap nyaman dan bebas mengeluarkan permainan terbaik,” aku Barty. (wsa)