IPOL.ID – Di tengah kepanikan warga Afghanistan yang ingin segera meninggalkan negara tersebut melalui bandara di Kabul, dua bom bunuh diri menghantam kerumunan orang yang menuju bandara tersebut.
Pejabat Afghanistan dan Amerika Serikat (AS) mengungkap serangan bom bunuh diri menewaskan sedikitnya 60 warga Afghanistan dan 13 tentara AS. Sementara 18 anggota militer terluka dan para pejabat menilai jumlah korban bisa terus bertambah. Di sisi lain, pejabat Afghanistan menyebut lebih dari 140 warga Afghanistan terluka.
Seorang pembom menyerang orang-orang yang berdiri di saluran air limbah di bawah sengatan sinar Matahari. Ini membuat ledakan melemparkan para korban ke dalam air yang berbau busuk.
Warga yang sebelumnya berharap untuk terbang keluar Afghanistan terlihat membawa korban terluka ke ambulans dalam keadaan linglung. Pakaian mereka dipenuhi darah.
Associated Press melaporkan, Juru Bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan, satu ledakan terjadi di dekat pintu masuk bandara dan ledakan lainnya tidak jauh dari sebuah hotel. McKenzie mengatakan beberapa kegagalan di bandara memungkinkan seorang pengebom bunuh diri begitu dekat dengan gerbang.
Dikatakannya, Taliban telah menyaring orang-orang di luar gerbang, meskipun tidak ada indikasi bahwa Taliban sengaja membiarkan serangan hari Kamis terjadi. AS telah meminta komandan Taliban untuk memperketat keamanan di sekitar perimeter bandara.
Ledakan kedua terjadi di dekat Baron Hotel, di mana banyak orang, termasuk warga Afghanistan, Inggris dan Amerika, diminta untuk berkumpul dalam beberapa hari terakhir sebelum menuju ke bandara untuk evakuasi. Ledakan tambahan terdengar kemudian, tapi Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan, beberapa ledakan dilakukan oleh pasukan AS untuk menghancurkan peralatannya.
AS dan sekutunya sebelumnya telah mengeluarkan peringatan akan kemungkinan terjadinya serangan yang ingin mengacaukan proses evakuasi. Rabu malam, Kedutaan Besar AS memperingatkan warga di tiga gerbang bandara untuk segera pergi karena ancaman keamanan. Australia, Inggris dan Selandia Baru ikut menyarankan warganya untuk tidak pergi ke bandara pada hari berikutnya.