Di Surabaya, Jeffry bertemu wanita Tionghoa asal Makassar. Itulah istrinya. Yang memberinya anak kembar –wanita semua. Anak-anak itu kini terjun di perusahaan sang ayah. Memegang keuangannya.
“Semua kapal sudah saya jual. Saya konsentrasi di pabrik kelapa,” ujar Jeffry.
Karena itu Jeffry sangat khawatir akan krisis kontainer ini.
“Tolong Pak, bagaimana keadaan ini bisa mendapatkan jalan keluar,” ujarnya. Ia pun memberikan tabel kenaikan sewa kontainer yang begitu cepat.
“Kapan persoalan ini akan selesai?” tanya saya kepada Charles Menaro.
“Tidak ada yang tahu,” jawabnya.
Menurut Charles, sekarang ini, beberapa perusahaan pelayaran memang lagi memesan kapal. Tapi kan baru jadi akhir 2022. Berarti krisis ini bisa sampai 2024.
Semula, saya kira, krisis ini hanya akibat ketidakseimbangan antara ekspor dan impor. Terlalu banyak ekspor. Impornya sedikit. Akibatnya lebih banyak kontainer yang pergi daripada yang datang.
Problem seperti itu pernah terjadi di Tiongkok. Dua tahun lalu. Khusus jurusan Tiongkok–Amerika Serikat.