Beberapa langkah yang dapat dilakukan Indonesia di masing-masing bidang tersebut:
- Pemangku kebijakan dan bisnis harus fokus pada memastikan bahwa kombinasi ekonomi yang berkelanjutan dan hasil investasi Indonesia menjadikan Indonesia tujuan yang menarik bagi permodalan global. Diperkirakan bahwa hampir separuh dana yang dikelola dunia – sekitar US$43 triliun – disalurkan untuk output/hasil yang berkelanjutan.
- Penting bagi pemerintah untuk terus menciptakan ekosistem yang memungkinkan ecommerce dan konektivitas digital berkembang pesat. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna internet tertinggi di dunia yaitu sekitar 196 juta. Upaya untuk meningkatkan infrastuktur, baik secara fisik dan kebijakan, seperti peluncuran konektivitas 4G ke 4.000 kabupaten dan sub-divisi tahun ini, merupakan langkah menuju ke arah yang tepat.
- Terus berfokus pada langkah-langkah untuk mengurangi hambatan non-tarif, seperti perjanjian perdagangan bebas yang baru ditandatangani Indonesia, akan memberikan manfaat dan menjadi panutan bagi kawasan ASEAN. Studi IMF 2019 memperkirakan bahwa jika Asia dapat mengatasi hambatan perdagangan dan investasi asing, hal itu akan mendorong pertumbuhan regional sebesar 15 persen.
Pada acara yang sama di HSBC Summit 2021 hari ini, Joseph Incalcaterra, Chief Economist ASEAN, HSBC Global Research mengatakan, “Selagi kawasan ASEAN, termasuk Indonesia, terus menghadapi tantangan besar akibat pandemi dan ketidakpastian ekonomi global, dengan mempercepat distribusi vaksin dan terus melakukan reformasi ekonomi, Indonesia dapat membangun landasan untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Kami semakin optimis dengan prospek pemulihan ekonomi Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini.”