Dharmawan juga mengapresiasi Tirta Arsanta dan Melting Port karena mau mempekerjakan warga sekitar yang buta huruf. “Ada karyawan yang tidak bisa membaca dan menulis namun mereka memiliki empati yang tinggi,” ujarnya.
Ke depan, pihaknya juga akan menggandeng pemuda setempat untuk mengembangkan bisnis masyarakat di lokasi pariwisata alam yang memukau itu. “Energi kita terbatas jadi perlu menggandeng banyak pihak untuk memajukan masyarakat,” tandasnya.
Menurutnya, salah satu kebutuhan yang paling mendesak di sana adalah ketersediaan tempat penampungan sementara (TPS) maupun pengelolaan sampah. “Penting banget kepedulian pemerintah untuk membangun sebuah TPS. Bahkan kalau bisa ada pihak yang menyumbangkan alat untuk mengolah sampah seperti alat penghancur sampah dan dikelola olah masyarakat setempat. Saya yakin vila-vila atau hotel-hotel mau membayar retribusi agar sampah dapat terangkut dan masyarakat dapat mengelola sampah menjadi barang bernilai ekonomi,” katanya.
Dharmawan menjelaskan, kebanyakan masyarakat masih membuang sampah di sungai. Padahal, sungai adalah salah satu pesona alam yang dijual di sana untuk menarik pengunjung. Sedangkan sungai tersebut mengarah ke perumahan Sentul City yang tak jauh dari lokasi itu. ‘Ini kan di atas mereka (Sentul City). Artinya aliran sungai kan ke arah sana,” bebernya.