IPOL.ID – Pentolan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora tewas dalam kontak senjata di Pegunungan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/9) kemarin. Meski begitu, Satgas Madago Raya tetap akan memburu 4 anggota MIT lainnya.
Kapolda Sulawesi Tengah, Irjen Pol Rudy Sufahriadi memastikan pengejaran terhadap anggota MIT Poso masih terus dilakukan meski pimpinan kelompok tersebut tewas dalam kontak tembak.
Rudy menyebutkan anggota MIT yang masih diburu adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.
“Kalau para DPO ini menyerahkan diri, kami terima. Tetapi kegiatan operasi tetap berjalan, karena sepak terjang dan perbuatan kelompok ini sudah jelas,” tegasnya dikutip laman resmi Polri, Minggu (19/9).
Dia menambahkan, pihaknya bersama Danrem 132/Tadulako Danrem 132/Tadulako Brigadir Jenderal TNI H Farid Makruf, beserta pasukan dari Satgas Madago Raya saat ini menyisir pegunungan. Pihaknya juga telah mengimbau para DPO untuk menyerahkan diri.
Dia juga meminta dukungan warga bersinergi dengan aparat keamanan untuk membasmi kelompok teror agar Sulawesi Tengah bebas dari terorisme.
Keberhasilan melumpuhkan Pimpinan MIT, berkat kerja keras dan kegigihan personel dari berbagai kesatuan yang terlibat dalam operasi.
“Keberhasilan ini adalah keberhasilan kita semua. Saya berterima kasih dan bangga dengan satuan yang tergabung dalam kegiatan ini,” katanya.
Diungkapkannya, penindakan terhadap Ali Kalora diawali dari informasi yang diterima Satgas Madago Raya. Info menyebutkan Ali Kalora berada di sekitar lokasi baku tembak.
“Diawali dari kegiatan intelijen, kami mendapat informasi baik secara manual maupun ITE bahwa keberadaan dua DPO berada di sekitar Desa Astina, Kecamatan Torue, Parigi Moutong,” katanya.
Mengingat waktu operasi pendek karena sudah masuk sore hari, lanjut rudy, maka pihaknya melakukan pembagian sektor masing-masing. Pihaknya mengerahkan dua tim untuk melakukan pengejaran ke wilayah Torue.
Dari pengejaran itu, terjadi baku tembak, dan dua DPO berhasil dilumpuhkan. Dari kegiatan operasi, Satgas Madago Raya mengumpulkan sejumlah barang bukti termasuk dua pucuk senjata laras panjang jenis M16 milik DPO.
“Penindakan dilakukan aparat sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) operasi,” ujarnya. (rob)