Semua revolusi memang memiliki tahapan-tahapannya. Revolusi apa pun. Di mana pun. Tahapan yang paling menyakitkan adalah ”pasca bulan madu”. Ketika perbedaan pendapat mulai muncul. Ketika pilihan strategi tidak sama. Ketika tabrakan ide mengeras.
Kelompok pemuda revolusioner seperti Sukarni, Chairul Saleh, Sutan Syahrir dkk dulu juga begitu kecewa. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dicanangkan ternyata mengecewakan.
Mereka mengeluh: setelah berhasil merdeka pun ternyata yang menjalankan administrasi pemerintahan masih tetap birokrasi peninggalan Belanda.
Merdeka, ternyata harus punya pemerintahan. Pemerintahan ternyata harus punya birokrasi. Para pejuang kemerdekaan tidak punya birokrasi yang siap pakai. Revolusi ternyata berhenti oleh kenyataan: yang menjalankan pemerintahan adalah birokrasi lama yang awalnya justru ingin mereka hancurkan lewat revolusi.
Sutan Syahrir harus masuk penjara. Pemberontakan terjadi di banyak tempat.
Banisadr, tangan kanan tokoh revolusi Iran Ayatollah Khomeini, harus dipecat. Revolusi harus memotong tangannya sendiri.