Namun, Yuliana yakin bahwa hal tersebut di saat ini tidak menjadi ancaman yang serius bagi batubara sebagai primadona di sektor energi di Indonesia.
“Selama lima hari terakhir ini saja, harga saham PT BNM mengalami pergerakan fluktuatif yang naik akibat produksi batubara yang kembali meningkat akibat dari permintaan yang kembali meningkat dan harga batubara kembali naik. Kegiatan transportasi angkutan batubara PT BNM ikutan naik,” kata Yuliana.
Yuliana mengungkapkan bahwa potensi harga batu bara akan kembali naik dikarenakan perekonomian China yang semakin membaik, melihat negara tirai bambu tersebut merupakan konsumen batubara terbesar di dunia.
“PT BNM optimis komoditi batubara tidak akan berada pada posisi yang down, apalagi sebentar lagi sebagian besar negara di dunia belahan Utara akan menghadapi musim dingin,” kata Yuliana.
Trakhir Yuliana mengatakan bisa jadi batubara akan berada level tertinggi dalam lima tahun terakhir dan itu bisa ditembus di tahun ini. Sehingga hal tersebut tentu akan menaikkan tingkat arus logistik batubara dan berdampak baik bagi profit PT. BNM kedepannya. (rob)