Di Olimpiade 2012 itu kan Owi/Butet (Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir) hanya sampai semifinal, lalu di Olimpiade Rio 2016 mereka bisa meraih medali emas dan mengembalikan tradisi. Di situ saya berpikir empat tahun kemudian atau Olimpiade Tokyo 2020 bisa mempertahankan medali emas tersebut.
Flashback sedikit, bagaimana Anda memulai karier sebagai pelatih di pelatnas PBSI?
Awalnya memang di tahun 1995 itu, saya dipanggil oleh Pak Christian (Hadinata) untuk menjadi asisten Ibu Imelda (Wigoena). Bu Imelda saat itu memegang dua sektor yaitu ganda campuran dan ganda putri. Di tahun 1997 saya dipercaya Pak Christian untuk membangun sektor ganda campuran karena saat itu sektor tersebut belum ada spesialisasinya. Baru empat sektor saja yang ada spesialisasinya, tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda putri.
Bagaimana Anda bisa bertahan 26 tahun di pelatnas PBSI? Bekerja membangun ganda campuran yang dulu dipandang sebelah mata?
Ya itu pilihan ya. Saya merasa diberikan tantangan. Saya komitmen dan tanggung jawab. Pak Christian bilang sama saya, ini saya kasih tugas kalau bisa ganda campuran nomor yang paling bawah, kamu bisa angkat tidak? Saya menyanggupi dan saya berambisi untuk itu.