IPOL.ID – Sosiolog Universitas Udayana, Bali Wahyu Budi Nugroho meminta agar masyarakat waspada terhadal ancaman gelombang ketiga COVID-19 menyusul dibukanya pusat perbelanjaan 50 persen dan beberapa tempat wisata di Bali.
“Dari fenomena revenge travel (peningkatan wisatawan) pascapembukaan mal dan beberapa tempat wisata patut diwaspadai dari fenomena ini adalah ancaman gelombang ketiga COVID-19,” kata Wahyu di Denpasar, Bali, Sabtu (11/10).
Area publik menjadi lokasi yang rentan terjadi kerumunan dan penyebaran COVID-19, apalagi adanya varian baru MU yang pertama kali ditemukan di Kolombia.
“Negara yang awalnya mempopulerkan istilah revenge travel adalah mereka yang sudah memvaksin lebih dari 50 persen penduduknya. Bagaimana dengan kita di Indonesia? Nah, ini yang sebenarnya jadi perhatian banyak pihak,” katanya.
Untuk itu, kata dia semua pihak terutama pemerintah dan pelaku pariwisata harus sigap dan siap menghadapi situasi yang makin dinamis.
Ia menilai masih diperlukan pembatasan kunjungan wisatawan dan sosialisasi untuk terus menerapkan protokol kesehatan dalam berwisata harus terus digaungkan.
“Boleh jadi, pembatasan wisatawan dengan cara mendaftar secara online terlebih dahulu, bisa juga dilakukan. Namun, hal ini agaknya terbatas atau baru bisa dilakukan pada objek-objek wisata yang dikelola secara profesional seperti mal, museum, kebun binatang, atau objek-objek wisata yang dikelola pemerintah,” jelasnya.
Untuk objek wisata lokal, kedisiplinan pelaku pariwisata lokal dan aparat masih diperlukan untuk memastikan ditaatinya protokol kesehatan oleh wisatawan, terutama dalam segi jumlah pengunjungnya.
Ia juga mengingatkan, sebagaimana wacana yang sempat muncul beberapa waktu lalu, yaitu ketaatan prokes sebagai salah satu daya tarik baru untuk pariwisata.
Hari ini jumlah kasus COVID-19 tercatat 5.001 sehingga total kasus COVID-19 di Indonesia 4.163.732, dengan 3.909.352 orang sembuh dan 138.701 orang meninggal dunia.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Sabtu (11/9), mencatat kasus baru tersebut disertai juga dengan penambahan 7.586 pasien sembuh dan 270 orang meninggal dunia. (ant/rob)