IPOL.ID – Krisis energi sedang melanda berbagai negara di dunia. Salah satu faktornya yakni pemulihan ekonomi yang terjadi namun tak dibarengi dengan ketersediaan pasokan yang memadai. Energi baru terbarukan atau green energi yang telah diterapkan komitmennya oleh negara-negara barat dan eropa ternyata belum mampu menopang kebutuhan energi, Krisis energi yang di alami oleh negara-negara di dunia pun menyebabkan krisis listrik akibat permasalahan sistem rantai pasok global.
Kekurangan batu bara yang mendominasi 70 persen sumber listrik. Belum lagi rekor harga bahan bakar yang tinggi, serta permintaan industri pascapandemi yang meningkat seiring desakan menggunakan industri yang lebih ramah lingkungan.
Pada perdagangan di pasar ICE Newcastle (Australia) kemarin, Selasa (05/10) lalu, harga batu bara sudah mengalami kenaikan lebih dari 14 persen. Saat ini rekor harga batu bara ada di US$ 280 per ton yang merupakan titik tertinggi setidaknya sejak 2008.
Ketua Umum Asosiasi Pemasok Batu Bara dan Energi Indonesia (ASPEBINDO) Anggawira mengatakan, saat ini banyak negara yang sedang terhantam krisis energi dari Eropa, China, India hingga Singapura. Situasi ini harus bisa dilihat oleh Indonesia menjadi momentum peluang untuk bisa memaksimalkan di bidang energi ini.