“Pemulihan pandemi Indonesia yang sangat menjanjikan ini kemudian memunculkan euphoria sebagian kalangan masyarakat dan bahkan berspekulasi bahwa Indonesia kini telah mencapai herd-immunity,” ujar Yusuf.
Yusuf menegaskan bahwa dengan penduduk yang telah mendapat vaksin ke-1 dan ke-2 berturut-turut baru di kisaran 35 dan 20 persen dari total penduduk, herd-immunity jelas masih jauh dari tercapai.
“Seandainya vaksinasi berjalan cepat dan optimal, herd-immunity tetap sulit diraih. Dalam skenario konservatif dengan cakupan vaksinasi di kisaran 74 persen populasi, dan dengan menggunakan asumsi daya penularan virus (R0) 3,0 seperti varian awal di Wuhan, maka dibutuhkan tingkat efikasi vaksin setidaknya 90 persen, untuk meraih herd-immunity,” ucap Yusuf.
Menurut Yusuf kehadiran varian baru yang jauh lebih menular, yaitu Alpha (R0 = 4,5) dan Delta (R0 = 6,5), membuat skenario herd-immunity akan sangat sulit tercapai, bahkan bisa dikatakan mustahil.
Dari simulasi yang dilakukan IDEAS, Untuk R0 = 4,5 setidaknya dibutuhkan tingkat efikasi vaksin 85 persen dengan cakupan vaksinasi 92 persen populasi. Sedangkan untuk R0 = 6,5 setidaknya dibutuhkan tingkat efikasi vaksin 90 persen dengan cakupan vaksinasi 94 persen populasi.