“Sebelum saya menjadi istri gubernur, hanya memegang peran-peran ini sebagai warga. Kehidupan saya itu ya rumah, sekolah anak-anak, kantor dan tempat hiburan,” cerita Fery Farhati.
Namun semenjak menjadi istri Gubernur, dia mengaku melihat banyak sosok penggerak yang berada di sudut-sudut Ibu Kota. Sosok penggerak itu tak lain adalah ‘kaum ibu’. Tak hanya memikirkan lingkungan yang jauh lebih luas, sosok penggerak ini juga dinilainya sangat menginspirasi.
“Nah mereka (sosok penggerak) ini melakukan hal-hal yang kecil, sederhana tapi berkelanjutan dan tujuannya juga lebih besar, yaitu menciptakan lingkungan yang harmonis dan ideal bagi anggota keluarga dan masyarakat untuk berkarya,” katanya.
Oleh karena itu, Fery Farhati yang awalnya tidak mengetahui sosok penggerak ini lantaran sebelumnya hanya sebagai warga biasa, kini hatinya tergerak untuk mengangkat cerita sosok ibu-ibu ini melalui sebuah wadah. Wadah inilah yang kemudian dinamakan ‘Ibu Ibukota Awards’.
“Ini harus muncul (Ibu Ibukota Awards), orang-orang harus tahu Jakarta ini ditopang oleh aktivitas ibu-ibu ini. Bisa dibayangkan jika kemudian mereka berhenti, atau memutuskan berhenti untuk bergerak, tentu akan terjadi dampak yang luar biasa bagi ibu kota,” ucapnya.