“Saya melihat Puan seperti Halimah Yacob. Karirnya hampir sama, berasal keturunan Minang pula. Bedanya kalau Halimah Yacob kini Presiden Singapura. Bukan tidak mungkin Puan Presiden 2024-2029.”
Ketika ditanya mengapa begitu optimis, sementara sejumlah hasil survey Puan tergolong rendah, Bambang Haryanto yang juga seorang Wakil Rektor menjelaskan.
“Tidak elok saya mengevaluasi survey, itu produk akademis meski bukan tanpa cela, tapi mungkin karena itu yang saya lihat PDI-P masih kurang yakin. Sehingga isu pencapresan memunculkan dua spekulasi yang arahnya menurut Saya bisa keliru.
“Pertama; Puan akan dipasangkan dengan Prabowo Subianto ; Kedua; PDIP akan mengusung calon kandidat lain, satu diantaranya adalah yang didengungkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meski tentu ini bukan sesuatu yang haram.”
“Pertanyaan mendasar yang perlu diajukan atas dua “isu” tersebut adalah, atas dasar apa Puan dicalonkan hanya sebagai calon Wapres mendampingi Prabowo Subianto, mengapa tidak sebaliknya? Hanya karena ingin memenuhi perjanjian Batu Tulis-kah? Prabowo memang Menteri tapi bukan Menko, tidak punya pengalaman di Parlemen meski ketua umum, Gerindra memang partai besar tapi PDI-P yang terbesar”