Krisantus menambahkan, namanya BSSN seharusnya harus update terhadap perkembagan dunia digital dan dunia siber, dan jika dilihat BSSN ini merupakan lembaga khusus yang tugasnya sangat spesifik sehingga harus fokus sesuai dengan bidangnya dan kemajuan teknologi.
“Bagaimana bisa lembaga yang diamanat untuk menjaga keamanan sandi dan siber negara bisa menjalankan tugasnya dalam menjaga keamana sandi dan siber negara secara kolektif, sedangkan Situs lembaga sendiri di retas oleh pihak luar,” ungkap Krisantus.
Krisantus juga menjelaskan contoh kecil yang BSSN juga harus fokus, dalam setiap Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan BSSN selalu dalam setiap rapat yang menggunakan aplikasi Zoom Metting, yang dimana aplikasi ini pemiliknya pihak asing dan sedangkan dalam rapat lewat aplikasi Zoom Meeting itu pembiacaraannya soal keamanan dan siber negara.
“BSSN ini telah diberikan anggaran yang cukup untuk berinovasi, termasuk bisa berinovasi untuk mencetuskan satu aplikasi yang fungsi seperti Zoom Meeting yang dimana untuk menghindari potensi kejahatan siber berupa data-data dan percakapan strategi dalam zoom meeting yang digunakan untuk rapat-rapat yang bersifat rahasia,” ujar Krisantus.