“Karena mereka naik ke atas, rumah biasanya ke lantai dua atau yang tidak terkena terlalu tinggi mereka tetap di rumah, atau ke rumah tetangga,” tuturnya.
Hingga kini personel penyelamatan damkar masih bersiaga di lokasi dan terus memberikan imbauan kepada masyarakat untuk berhati-hati dengan sisa-sisa lumpur banjir.
“Di lokasi ini sering ya karena daerah dan rendah cekungan emang kalau ciliwung naik yang utama ya ini, dan rencana kena normalisasi,” tukasnya.
Untuk itu, Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan, telah menyiapkan petugas, perahu, hingga posko sebanyak tujuh posko pengungsian guna mengantisipasi kenaikan muka air Sungai Ciliwung.
“Setiap RW ada posko banjir. Kita sudah siagakan dan persiapkan posko banjir di tingkat RW itu ada di RW 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan satu kelurahan,” sebutnya.
Rasyid menambahkan, posko pengungsian tersebut berada di sejumlah masjid dan musala yang berada di wilayah tersebut. Satu perahu milik Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan juga disiagakan apabila dibutuhkan untuk mengevakuasi warga karena rumahnya terendam banjir.