IPOL.ID – Anggota DPR RI dari Dapil I Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Melchias Markus Mekeng melakukan kunjungan kerja dapil (Kundapil) di Lembata, NTT, selama satu pekan ini (8-13 November 2021).
Dalam Kunker itu, Mekeng mengemukakan tiga isu penting kepada masyarakat yaitu masalah pinjaman online (pinjol) ilegal, radikalisme dan kepatuhan Protokol Kesehatan (Prokes).
”Saya satu minggu ada di Dapil dalam kegiatan Kundapil,” ujar Mekeng di Lembata, NTT, Sabtu (13/11).
Mekeng mengingatkan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat NTT agar tidak terjebak oleh marketing pinjol melalui hp Android. Terutama, pinjol yang masuk kategori illegal karena berpotensi membunuh karakter dan harga diri peminjam.
”Begitu merekam nomor kepada pinjaman online maka seluruh data diri tercover,” kata Mekeng.
Menurutnya, jika terjadi kemacetan pengembalian, harga diri akan jadi taruhan. Nama peminjam diumumkan ke mana-mana. Istri, anak dan cucu pun ikut terseret karena disebar ke mana saja oleh lembaga peminjam.
”Kasihan anak-anak kita, akan jadi bahan olok-olokan dan tertawa di sekolah karena tunggakan pinjaman kita. Bahkan sampai ke anak cucu karena suku bunganya sangat mencekik leher,” ungkap anggota Komisi XI DPR itu.
Dia meminta masyarakat agar melakukan pinjaman kepada lembaga keuangan yang resmi. Setiap melakukan pinjaman, pastikan lembaga yang ada telah diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). ”Datanglah ke lembaga keuangan yang resmi. Jangan terjebak dalam modus penipuan pinjaman online yang ilegal yang tidak diketahui dan tidak diawasi oleh OJK,” tutur Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu.
Sedangkan terkait penyebaran Covid-19, Mekeng meminta masyarakat agar tetap taat prokes. Alasannya, wabah Covid-19 belum selesai. Bahkan, kini ada varian baru yang menyebar di beberapa negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
”Sekarang ini ada varian delta A.Y. 4.2 dan sangat ganas. Varian ini telah menyerang Singapura yang tadinya zero Covid-19 serta Malaysia. Yang ditakutkan adalah ketika masuk Indonesia,” ungkap Mekeng.
Dia meminta masyarakat tetap menggunakan masker dalam setiap aktivitas di luar rumah. Selain itu, masyarakat tetap menjaga jarak, cuci tangan dan hindari berkumpul guna mencegah penyebaran Covid-19.
”Jangan sampai sekarang sudah mulai reda, orang sudah mulai pesta, seperti pesta nikah, sambut baru. Boleh datang ke pesta tetapi harus tetap pakai masker dan mengikuti aturan prokes lainnya,” kata Mekeng.
Sementara, terkait radikalisme, Mekeng menyebut paham tersebut bertentangan dengan ideologi Pancasila dan merusak tatanan hidup toleran yang ada di bangsa ini. Dia menyebutkan, ada kelompok orang di negeri ini yang masih terus berusaha menggantikan ideologi Pancasila dengan paham radikalisme.
”Mereka sudah ada dalam negara kita yang ingin menghancurkan falsafah negara Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945. Kita semua wajib menjaga negara kita,” tegas Mekeng.
Dia menegaskan, bangsa ini perlu pemimpin negara yang berkarakter seperti Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang berani membubarkan HTI, FPI. Pemimpin ke depan harus berani dan berkarakter seperti Jokowi. ”Masyarakat harus jeli memilih presiden, minimum berkarakter, berperilaku seperti Pak Jokowi,” tukas Mekeng. (ibl/msb)